Thursday, November 8, 2018

            Image result for demokrasi indonesia masa ke masa
            Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
            Dalam sejarah Negara Republik Indonesia , perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan soasial politik yang demokratis dalam masyarakat. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam 4 periode :

Demokrasi Pada Masa Revolusi (1945-1950) 

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
·         Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
·         Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
·         Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer.

2      Demokrasi Pada Masa Orde lama 

a.       Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan menggunakn UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktek demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
·         Dominannya partai politik
·         Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
·         Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
·         Bubarkan konstituante
·         Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
·         Pembentukan MPRS dan DPAS
b.      Masa Demokrasi Terpimpin(1959-1966)
        Sejak berakhirnya pemilihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidak senangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secarah menyeluruh.
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1.      Dominasi Presiden
2.      Terbatasnya peran partai politik
3.      Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1.      Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2.      Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR
3.      Jaminan HAM lemah
4.      Terjadi sentralisasi kekuasaan
5.      Terbatasnya peranan pers
6.      Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
3.      Demokrasi Pada Masa Orde Baru (1966-1998) 

     Pada tanggal 11 maret 1966 Demokrasi Orde baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD1945 Secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan Orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
·         Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada.
·         Rekrutmen politik yang tertutup.
·         Pemilu yang jauh dari semangat demokratisPengakuan HAM yang terbatas.
·         Tumbuhnya KKN yang merajalela.

Sebab jatuhnya Orde Baru:
·         Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi ).
·         Terjadinya krisis politik.
·         TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba.
·         Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi presiden.
·         Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

4      Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998-Sekarang) 

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
·         Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
·         Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
·         Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
·         Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
·         Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan  adalah Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal di Indonesia antara lain:
·         Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai.
·         Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota DPD (senat).
·         Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004.
·         Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada).
·         Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll yang aktif melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu.
·         Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit).

Tag :
Thursday, June 12, 2014

Pencitraan atau pengindraan adalah proses pemilihan atau penyusun kata yang dapat membangkitkan pengalaman sinsoris ( indrawi ) seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan gerakan.
Macam pengindraan/pencitraan yaitu penglihata, pendengaran, perasaan, penciuman dan gerakan, asusiasi gerak ddan asusiasi pikiran.
1)    Citraan penglihatan/visual merupakan pengalaman yaitu dilihat.
Contoh :
Perempuan yang membawa bakul dipagi buta,siapakah mereka
Mereka ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
( Hartojo Andang Djaja, Buku puisi 1973 )
2)    Citraan pendengaran/auditif
Citraan pendengaran/auditif adalah pengalaman yaitu di dengar.
Contoh :
Seruling dipasir ipis, merdu.
( Ramadan K.H Priangan Si Jelita )
3)    Citraan perasaa/peraba/sentuhan/taktil
Citraan perasaa/peraba/sentuhan/taktil adalah pengalaman yang dirasakan.
Contoh :
Sumilah/rintihnya tersebar tujuh desa/dandi ujung setiap rintih.
Diserunya : /-samija,samijo
( Rendra,” Bellada Terbunuhnya Atma Karpo” )
4)    Citraan pencium
Citraan penciuman adalah pengalaman yan g tertangkap oleh indra penciuman.
Contoh :
Datang yang berkabar bau kamboja
Dari sepotong bumi dari dibukit
Makan dari ibu bau kemenyan
5)    Citraaan gerakan
Citraaan gerakan merupakan pengalaman yang berupa gerak.
Contih :
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangat kaki muka “
( Rendra,”Ballada Terbunuhnya Atma Karpo ,” )

pencitraan\pengindraan

Posted by soni
Thursday, May 15, 2014


Peninggalan sejarah Bercorak Hindu-Buddha di indonesia
Peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha yang berasal dari india banyak ditemukan di indonesia. Dari penemuan-penemuanpeninggalan budaya tersebut dapat di tafsirkan bahwa persebaran kebudayaan  dari india meluas hampir keseluruh indonesia. Peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha banyak ditemukan di sumatra,jawa,bali,sulawesi selatan, dan kalimantan selatan.
Berikut ini macam-macam peningglan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha.
1.      Arsitektur ( seni bangunan )
Bentuk peninggalanbercorak Hindu-Buddha terdiri dari seni banguna bersifat sakral dan profan seni bangunan yang bersifat sakral adalah bangunan yang berkaitan dengan keagamaan, seperti candi, stupa,  arca, dan wihara, sedangkan seni bangunan yang bersifat profan adalah bangunan biasa yang tidak bersangkutan dengan  agama ataupun tujuan agama, sepeti keraton, petirtaan, gapura, dan pertapaan. Berikut peningglan seni bangunan bercorak Hindu-Buddha di indonesia.
·         Candi
Candi adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpananatau penanaman abu jenazah seorang raja. Candi berasal dari kata Candikagrha yang berari kediaman Ccandika, sebutan untuk dewi Durga ( sang dewi maut ) pada umumnya bangunan candi terdiri dari tiga bagian ( triloka ), yaitu kaki can melambangkan alam bawah ( bhurloka ), yaitu dunia manusia yang masih berkaitan dengan hal-hal duniawi, tubuh candi melambangkan alam antara ( bhurwaloka ), yaitu dunia manusia yang sudah tidak berkaitan dengan hal-hal duniawi, dan atap can melambangkan dunia atas ( swarloka ), yaitu dunia para dewa.
Ciri-ciri candi langgan Jawa Tengah adalah sebagai berikut.
1)      Bentuk bangunannya tambun.
2)      Atapnya bertingkat-tingkat.
3)      Puncaknya berbentuk ratna atau stupa.
4)      Letak candi ditengah halaman.
5)      Pada umumnya menghadap ketimur.
6)      Kebanyakan bahan candi berasal dari batu andesit.
Adapun ciri-ciri candi langgam jawa Timur adalah sebagai berikut.
1)   Bentuk bangunannya ramping.
2)   Atapnya berbentik piramida jenjang.
3)   Puncaknya berbentuk kubus.
4)   Letak candi dibagian belakang halaman.
5)   Pada umumnya menghadap kebarat.
6)   Kebanyakan bahan candi dari batu bata.
Dilihat dari susunannya, ada tiga banunan candi sebagai berikut.
1)   Corak candi di jawa tengah bagian selatan, menggambarkan susunan masyarakat yang feodal, dimana raja sebagai pusat.
2)   Corak candi jawa tengah bagian utara, melambangkan susunan masyarakat yang mendekati demokratis
3)   Corak candi jawa timur, menggambarkan masyarakat yang federal, dimana raja merdiri di belakang membentuk daerah-daerah dalam ramgka membentuk kesatuan.
Pembagian candi di indonesia adalah sebagai berikut.
1)   Candi-candi Jjawa Tengah bagian selatan seperti Candi Kalasan, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Perambanan, Candi Sewu, dan Candi Sukuh.
2)   Candi-candi Jawa Tengah bagian utara, seperti Candi Ccanggal, Candi Gedong Songo dan Candi Dieng.
3)   Candi-candi di Jawa Timur, yaitu Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jajaghu ( Jago ),  Candi Jawi, Candi Singasari, Candi Sumberawan, dan Kompleks Candi Panataran.
4)   Candi-candi di Pulau Sumatera, seperti Kompleks Candi Muara Takus, Kompleks Candi Padang Lawas, dan Kompleks Candi Muara Jambi.
·         Stupa
Stupa adalah bangunan yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi sebagai dhatugarbha ( menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama ) dan caitya ( tempat untuk memperingati kejadian penting dalam kehidupan Buddha Gautama ). Sebagai lambang sang Buddha masuk ke nirwana, bangunan stupa terdiri dari tiga bagian yaitu andah ( melambangkan dunia bawah, tempat manusia yang masih dikuasai oleh hawa nafsu ), yanthara  ( merupakan suatu benda untuk memusatkan pikiran saat bermditasi ), dan cakra ( melambangkan nirwana, tempat para dewa ).
·         Arca atau Patung
Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahatmenyerupai bentuk manusia atau binatang. Khusus patung berupa manusia, tujuan pembuatannya adalah untuk mengabadikan tokoh tertentu. Funsi arca adalah sebagai media ( perantara ) untuk menjalankan semadi, sebagai perhiasan bangunan, atau sebagai patung kuburan yang ditempatkan didalam bilik candi.
·         Gapura
Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbabg, ada yang bertatap ( yang kemudian dikenal dengan nama semartinandu ) dan ada yang menyerupai candi berbelah dua yang dikenal dengan nama candi bentar.
·         Wihara
Wihara adalah tempat tinggal para biksu yang dibuat dari kayu
·         Peirtaan
petirtaan adalah tampat pemandian suci yang sering digunakan oleh kalangan istana kerajaan.
Contohnya petirtaan di Jolotundo dan Tirta Empul di Bali.
·         Pertpaan
pertapaan adalah bangunan yang dicerukkan pada sustu gua batu dan di fungsikan sebagai tempat tinggal para pertapa. Contohnya, Gua Selomangleng di Kediri dan Gua Gajah di Bengkulu, Bali.
2.      Seni Rupa ( Relief )
Relief adalah hasil seni pahat sebagai pengisibidang dada dinding candi yang melukiskan suatu cerita atau kisah. Beberapa relief, antara lain, sebagai berikut.
a.      Relief Candi Borobudur
1)      Karmawibbhangga yang dipahatkan pada kaki candi yang ditimbun. Relief ini menceritakan sebab akibat perbuatan baik dan buruk manusia.
2)      Lalitavistara yang dipahatkan pada dinding sebagian lorong pertama.relief ini menceritakan riwayat sang Buddha Gautama sejak lahir sampai amanat pertama di Taman Rusa.
3)      Jatakamala-Awadana, yang dipahatkan pada dinding sebagian lorong pertama dan kedua. Relief ini berupa kumpulann sajakyang menceritakan perbuatan sang Buddha Gautama dan para Boddhisattva semasa hidupnya.
b.      Relief  Candi Rara Janggrang
1)      CeritaRamayana yang dipahatkan pada gambar langkan ( dinding serambi atas )/Candi Siwadan diteruskan pada pagar langkan Candi Brahma.
2)      Cerita Kresnayana yang dipahatkan pada pagar langkan Candi Wisnu.
3.      Seni Sastra ( Kitab )
Pada masa Hindu-Buddha kitab biasa ditulis pada lembaran lontar ( rontal ) yang dikaitkan dengan semacam tali. Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, atau laporang sutu peristiwa, bisa mitologi atau sejarah. Isi dalam kitab tidak berupa kalimat langsung, tetapi rangkaian puisi yang indah dalam sejumlah bait ( pupuh ). Ungkapan dalam bentuk puisi disebut kakawin. Pembuat kitab dirintis sejak masa dinasti Isana, terutama perintahan Dharmawangsa Teguh.

Tag :
1. copy code Html dibawah ini

Blogger templates

Blogroll

Powered by Blogger.

Copyright © TEMPAT BELAJARKU -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan